Ult li albi bissaraha (Aku membuka hatiku dengan kejujuran)
Hayya nab'idil karaha (Hindarilah kebencian dan dendam)
Syakkireena a' kulli na'ma (Marilah kekalkan syukur dgn apa yg kita ada)
Ba' ideena anil fattana (Hindarilah segala penipuan dan dosa²)

Tuesday, May 25, 2010

Mandi Cahaya Ilahi dalam al-'Isyq al-Ilahi



Tasawuf sebagai jalan spiritual dalam Islam, bertujuan untuk memperoleh pengalaman hubungan secara sadar dan langsung dengan Tuhan. Intipati daripada tasawuf adalah penubuhan kesadaran dalam diri akan kemungkinan berlakunya komunikasi timbal balik antara roh manusia dengan Tuhan dengan cara melenyapkan ego kemanusiaan, mendekatkan diri kepada-Nya, menghadirkan cahaya ketuhanan kedalam diri, dan mengekalkannya meliputi diri dalam setiap tarikan dan hembusan nafas. Kesadaran berhampiran dengan Tuhan itu dapat mengambil bentuk macrifat dan ittihād atau bersatu dengan Tuhan melalui proses fanā' dan baqā'.


Jadi, tasawuf adalah upaya pendekatan diri sedekat-dekatnya kepada Tuhan, sehingga Tuhan dapat dilihat dengan mata hati, bahkan roh seseorang dapat bersatu dengan Tuhan. Landasan filosofis yang mendasarinya adalah, pertama Tuhan bersifat ruhani, maka bahagian yang dapat mendekatkan diri kepada Tuhan adalah roh, bukan jasadnya. Kedua, Tuhan adalah Maha Suci, maka yang dapat diterima Tuhan untuk mendekati-Nya adalah roh yang suci pula. Tasawuf adalah ilmu yang membahas perkara pengenalan diri manusia kepada Tuhan, dan pendekatan diri kepada-Nya melalui kesucian rohnya. Sedangkan tasawuf sebagai ilmu pengetahuan, merupakan suatu ilmu yang mempelajari cara seseorang dapat mengenal Tuhan dan jalan bagaimana yang mesti ditempuh untuk berada sedekat mungkin dengan Tuhan.

Ikhtiar untuk mencapai keadaan rohani (ahwal, kata jamak dari hal) semacam itu dimulai dengan mujahadah, yaitu perjuangan batin melawan kecendrungan nafsu rendah yang dapat membawa kepada pengingkaran terhadap Yang Haqq. Ujung perjalanan melalui mujahadah disebut musyahadah, yaitu penyaksian secara batin bahwa Tuhan benar-benar satu, tiada kesyakan lagi terhadap-Nya. Jadi yang terbit dari keadaan musyahadah ialah haqq al-yaqin. Jiwa yang menerima keadaan rohani semacam itu disebut faqir, yaitu kesadaran tidak memiliki apa pun selain cinta kepada-Nya dan karenanya bebas dari kungkungan selain Dia.

Ini tidak berarti seorang faqir tidak mempunyai perhatian kepada yang selain Dia, yakni alam sekitarnya, dunia dan sesamanya, tetapi semua itu dilihat dengan mata hati yang terpaut kepada Dia semata. Dengan demikian seseorang tidak hanya terkungkung oleh bentuk-bentuk dan penampakan zahir kehidupan, tanpa melihat hakekat dan hikmah yang dikandung dalam semua peristiwa dan kejadian.

Dalam Mantiq al-Tayr karangan Farīd al-Dīn Attār digambarkan secara simbolik bahwa jalan kerohanian dalam ilmu Tasawuf ditempuh melalui tujuh lembah (wadi), yaitu: lembah pencarian (talab), cinta (`isyq), makrifat (ma`rifah), kepuasan hati (istighna), keesaan (tawhid), ketakjuban (hayrat), kefakiran (faqr) dan hapus (fana`). Namun `Attar menganggap bahwa secara keseluruhan jalan tasawuf itu sebenarnya merupakan jalan cinta, dan keadaan-keadaan rohani yang jumlahnya tujuh itu tidak lain adalah keadaan-keadaan yang bertalian dengan cinta. Misalnya ketika seseorang memasuki lembah pencarian. Cintalah sebenarnya yang mendorong seseorang melakukan pencarian. Adapun kepuasan hati, perasaan atau keyakinan akan keesaan Tuhan, serta ketakjuban dan persatuan mistik merupakan tahapan keadaan berikutnya yang dicapai dalam jalan cinta.

Banyak orang berpendapat bahwa para sufi mengingkari pentingnya akal dan pikiran dalam menjawab soal-soal kehidupan. Pernyataan ini tidak benar sama sekali. Syah Nikmatullah Wali dalam menerangkan bahwa akal dan cinta merupakan dua sayap dari burung yang sama, yaitu jiwa. Katanya:

Akal dipakai untuk memahami
Keadaan manusia selaku hamba-Nya
Cinta untuk mencapai kesaksian
Bahwa Tuhan itu Satu

Pengakuan akan keesaan hanya diperuntukkan bagi Allah s. w. t. Sedangkan makrifat diperuntukkan orang yang telah mencapai hakekat. Cinta adalah penghubung atau pengikat antara kita dengan-Nya. Jadi cinta ialah pengikat, penghubung, laluan, tangga naik menuju Tauhid. Di mana saja Cinta menjelaskan bahwa tujuan hanya satu, yaitu kemutlakan dan kebenaran Yang Haqq. Cinta di sini dapat dipandang sebagai metode.

Sebagai bentuk spiritualitas Islam, Tasawuf pada mulanya muncul sebagai gerakan zuhud, yaitu sikap mengingkari gejala kemewahan dan materialisme yang berlebihan dengan memperbanyak ibadah. Gejala materialisme dan kecendrungan akan kemewahan melanda masyarakat kelas atas dan menengah Muslim pada masa pemerintahan Bani Umayyah. Sebagai gerakan zuhud Tasawuf menekankan kepada sikap tawadduk dan tawakkal. Pada akhir abad ke-8 M gerakan ini mengubah diri menjadi Jalan Cinta, yang dipelopori oleh Rabi`ah al-Adawiyah, Dhun Nun al-Misri, Harits al-Muhasibi dan lain-lain. Istilah yang digunakan untuk cinta ialah mahabbah dan penggunaan istilah ini didasarkan pada ayat al-Qur`an 5:57, “yuhibbukum wa yuhibunahu” (Dia mencintai mereka dan/sebagaimana mereka mencintai-Nya.

Pada akhir abad ke-9 dan 10 M, dengan munculnya tokoh terkemuka seperti Hasan al-Nuri, Bayazid al-Bisthami dan Mansur al-Hallaj, untuk cinta dipergunakan istilah yang lebih dalam pengertiannya, yaitu `isyq, yang berarti cinta berahi. Kata-kata ini diambil dari Hadis “`asyiqani wa asyiqtuhu” yang menurut Ibn Sina menjelaskan bahwa puncak dari cinta sejati ialah persatuan mistikal (rahasia) dengan Dia yang dicintai.

Bersamaan dengan itu, terutama dengan munculnya al-Hallaj. semakin disadari bahwa pengalaman cinta ternyata tidak hanya merupakan keadaan jiwa atau rohani yang diliputi oleh sejenis perasaan, seperti kegairahan dan kemabukan mistikal (wajd dan sukr). Dalam pengalaman cinta yang bersifat transendental seseorang juga belajar mengenal dan mengetahui lebih mendalam yang dicintai, dan dengan demikian cinta juga mengandung unsur kognitif. Bentuk pengetahuan yang dihasilkan oleh cinta ialah makrifat dan kasyf, tersingkapnya penglihatan batin. Di sini seorang ahli Tasawuf telah mencapai hakekat dan melihat bahwa hakekat yang tersembunyi di dalam segala sesuatu sebenarnya satu, yaitu wujud dari Pengetahuan, Keindahan dan Cinta-Nya.

Walaupun istilah `isyq tidak terdapat dalam al-Qur`an, namun para sufi memandang perkataan itu tidak bertentangan artinya dengan mahabbah. Menurut Rumi, `isyq ialah mahabbah dalam peringkat yang lebih tinggi dan membakar kerinduan seseorang sehingga bersedia menempuh perjalanan jauh menemui Kekasihnya. Dalam bahasa Melayu istilah `isyq untuk pertama kalinya digunakan oleh Hamzah Fansuri dalam sajak-sajak sufistik dan risalah tasawufnya Syarab al-`Asyiqin. (Minuman Orang Berahi). Minuman orang berahi itu ialah anggur atau serbat Tauhid, dan pembawa piala anggurnya ialah Dia.

Banyak ayat al-Qur`an yang menekankan keutamaan cinta. Misalnya Q 19:97 di mana Allah berfirman bahwa Dia akan mengaruniakan cinta kepada orang beriman yang berbuat kebajikan. Selain mengandung dimensi religius, ayat ini mengandung dimensi moral/sosial.

Sebelum menguraikan penjelasan `Attar dalam Mantiq al-Tayr, sebuah alegori sufi yang masyhur, saya akan mengantarkannya dengan membahas pengertian cinta yang diterima secara umum di kalangan ahli tasawuf. Ada dua katagori cinta yang dibahas para sufi, khususnya oleh kalangan wujudiyah, yaitu: (1) Cinta Ilahi itu sendiri, dan (2) Cinta mistikal atau kesufian. Cinta mistikal mengandung jalan menuju persatuan mistikal dan makrifat, dan ia merupakan bentuk pengalaman religius yang tinggi dengan beberapa keadaan rohani yang menyertainya.

Cinta ilahi yang dimaksud para sufi ialah Wujud-Nya ketika turun dari alam Dzat-Nya yang tak dikenal, yaitu alam hahut, menuju alam ketuhanan (alam lahut) di mana Dia mulai memunculkan Diri sebagai Khaliq atau Pencipta, dan selanjutnya dikenal sebagai Rabb al-`Alamin, Penguasa sekalian alam. Para sufi merujukkan konsep mereka tentang Tuhan sebagai wujud tunggal, yaitu Sifat-sifat-Nya dan Pengetahuan-Nya yang meliputi alam semesta, kepada beberapa ayat al-Qur`an dan Hadis qudsi.

Hadis qudsi yang dijadikan rujukan ialah, “Kuntu kanzan makhfiyyan ahbabtu an u`rafa…” (Aku ialah Harta Tersembunyi, Aku cinta supaya dikenal…). Para sufi memandang Harta Tersembunyi (kanz makhfiyy) sebagai lautan ilmu-Nya yang tak terhingga luasnya. Di sini dikatakan Tuhan mencipta alam semesta dan makhluq-makhluq yang lain didorong oleh cinta-Nya kepada pengetahuan-Nya yang tersembunyi dan bentuk cinta yang mendorong itu berupa kehendak agar ilmu-Nya dikenal. Dengan demikian Cinta merupakan prinsip penciptaan dan sekaligus penampakan Wujud Tuhan yang asali. yang termanifestasikan dalam rahmat-Nya. Rahmat Tuhan terdiri dari dua, rahmah dzatiyyah atau essensial, yaitu rahman, dan rahmah wujub atau wajib, disebut rahim. Jadi cinta ilahi yang dimaksud para sufi termaktub dalam kalimah Basmallah.

Cinta Tuhan yang pertama disebut rahmat esensial oleh sebab dilimpahkan kepada semua makhluq-Nya dan seluruh umat manusia tanpa mengenal ras, bangsa, kaum dan agama. Sedang rahmat wajib, yaitu kasih atau rahim-Nya, hanya dilimpahkan pada orang-orang tertentu yang dipilih-Nya, yaitu mereka yang tawakkal, beriman dan berbuat kebajikan di muka bumi

Ayat al-Qur`an yang melukiskan tentang penciptaan awal, yaitu “Kun fayakun!” (Jadilah! Maka menjadi!) dijelaskan melalui Hadis di atas. Kehendak Tuhan untuk menjadikan atau menciptakan alam semesta dengan segala isinya didorong oleh cinta kepada kanz makhfiyy-Nya, yaitu hikmah atau ilmu-Nya yang tak terhingga dan belum dikenal. Karena itu dalam metafisika sufi Tuhan sebagai Khaliq disebut juga Wujud, Ilmu (dan karena mempunyai `Ilmu maka Dia Maha Mengetahui atau `Alim). Sebutan lain ialah Syuhud (Kesaksian) dan karena mempunyai kesaksian terhadap Wujud dan Ilmu-Nya, maka Dia Maha Melihat. Dengan Ilmu-Nya penciptaan muncul dari alam ketiadaan dan kegelapan, dan diterangi. Karena itu Tuhan disebut sebagai Cahaya (Nur) di atas cahaya, sebagaimana .disebut dalam Surah al-Nur.

Dengan demikian Cinta ilahi ialah wujud-Nya, dan Wujud-Nya ialah Sifat-sifat-Nya yang diringkas dalam al-rahman dan al-rahim, juga Pengetahuan-Nya dan Nur-Nya, yang meliputi alam semesta. Cinta ilahi juga merupakan rahasia penciptaan (sirr al-khalq) atau sebab penciptaan (illat al-khalq). Ayat lain yang dijadikan rujukan ialah al-Qur`an 65:12, yang maksudnya, “Allah lah yang mencipta tujuh langit dan bumi. Perintah Allah berlaku kepada mereka agar kamu mengetahui bahwa Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu, dan sesungguhnya Allah, ilmu-Nya benar-benar meliputi segala sesuatu.”

Mengenai cinta pada manusia ada dua macam, yaitu cinta mistikal/rohani dan cinta alami/kodrati. Cinta mistikal tertuju kepada Tuhan, cinta kodrati tertuju kepada sesama manusia dan lingkungan sekitar. Cinta jenis kedua ini dapat dijadikan tangga naik menuju cinta mistikal, dan sebaliknya cinta mistikal dapat mengubah bentuk-bentuk cinta yang kedua menjadi lebih tinggi. Pelaksanaan cinta kedua ini dirumuskan oleh al-Qur`an dengan istilah amar makruf nahi mungkar atau solidarits sosial yang bertujuan membentuk lingkungan masyarakat yang diridhai Tuhan, berkeadilan, beradab dan berperikemanusiaan.

Cinta mistikal merupakan kecendrungan yang tumbuh dalam jiwa manusia terhadap sesuatu yang lebih tinggi dan lebih sempurna dari dirinya, baik keindahan, kebenaran maupun kebaikan yang dikandungnya. Ada beberapa ayat al-Qur`an yang dijadikan rujukan terhadap cinta semacam ini. Pertama ayat yang mengemukakan tentang wajibnya manusia mencintai Tuhan supaya manusia mengenal kedudukannya sebagai khalifah-Nya di muka bumi dan sekaligus sebagai hamba-Nya, atau supaya manusia mengenal dirinya yang hakiki sebagai mahluk spiritual dan asal-usul kerohaniannya, serta kewajiban-kewajibannya dalam memenuhi cintanya tersebut. Memenuhi kewajibannya dalam cinta berarti melakukan perjalanan naik atau transendensi, menembus yang formal menuju yang hakiki.

Para sufi menyebut perjalanan mendaki dari bentuk formal atau syariat kepada yang hakiki atau makrifat sebagai taraqqi. Istilah ini ada kaitannya dengan sebutan tariqat. Perjalanan mendaki tersebut oleh Rumi disebut sebagai ‘perjalanan dari diri ke diri’, yakni dari diri dalam kedudukan rendah menuju diri dalam kedudukan mulia/tinggi. Dalam sastra fusi perjalanan tersebut sering digambarkan secara simbolik sebagai penerbangan burung (jiwa) ke puncak gunung, atau perjalanan ke puncak bukit yang tinggi seperti dialami Nabi Musa a. s. di Thursina, atau penyelaman ke lubuk lautan (wujud) untuk mencari air hayat (makrifat) sebagaimana dilakukan Iskandar Zulkarnaen atau Bima dalam cerita Dewa Ruci, atau pelayaran kapal menuju bandar Tauhid. Perjalanan ke puncak bukit tertinggi kadang-kadang dilukiskan sebagai perjalanan mencari Kekasih, sebagaimana tampak dalam syair-syair Hamzah Fansuri.

Ayat al-Qur’an yang dirujuk dalam melukiskan perlunya jalan cinta dalam tasawuf antara lain ialah, “Aku mencipta jin dan manusia tiada lain supaya mereka mengabdi/beribadah kepada-Ku” (Q 51:56) Di dalam ayat ini tersirat pengertian bahwa dalam jalan cinta terdapat pengabdian kepada Yang Dicintai. Selain itu para sufi juga menghubungkan pencapaian di jalan cinta dan peroleh pengetahuan yang mendalam tentang Yang Hakiki. Ibnu Abbas misalnya menafsir perkataan “supaya beribadah kepada-Ku” dalam ayat di atas sebagai “supaya mencapai pengetahuan-Ku (melalui jalan cinta)”

Jenis cinta mistikal yang lain ialah berupa cinta yang terbit dari kerinduan manusia kampung halamannya yang sejati yang didiaminya pada Hari Alastu dulu, yakni sebelum dia diturunkan ke dunia dan masih berupa roh yang bersujud di hadapan Tuhan. Pada hari itu manusia masih dekat dan bersatu dengan Tuhannya, dan berikrar tidak mengakui Rabb yang lain kecuali Kekasihnya Yang Haqq, sebagaimana dinyatakan dalam al-Qur`an 7: “Alastu bi rabbikum? Qawlu bala syahidna!” (Bukankah Aku ini Tuhanmu? Ya, aku bersaksi!”) Perkataan Alastu diambil dari perkataan pertama dalam kalimah pengakuan tersebut. Ia disebut juga sebagai Hari Mitaq atau Hari Perjanjian, dan merupakan pengalaman asali manusia paling indah karena masih bersatu dengan-Nya, belum terbuang dan berpisah dari-Nya.

Sesudah manusia diturunkan ke dunia, rohnya disatukan dengan tubuhnya, gema suara yang didengarnya di Hari Alastu itu terekam di lubuk kesadaran atau kalbu manusia. Gema itu dapat didengar kembali pada saat manusia mengalami krisis batin yang hebat, yang menyebabkan kerinduannya kepada Yang Satu timbul kembali..Di antara krisis batin hebat itu ialah apabila manusia menyadari bahwa ia sebatang kara di dunia, merasa sunyi sebagai anak dagang yang berada di perantauan yang jauh, merasa terbuang dan terasing. Kerinduan manusia kepada kampung halamannya di Hari Alastu itu, menurut Rumi, dapat melahirkan seni musik dan puisi bermutu tinggi. Kerinduan mempunyai wajah ganda, riang dan sedih, atau campuran antara keduanya, dan ini merupakan asas semua seni. Seni yang lahir dari keadaan rohani semacam itu dapat dijadikan sarana transendensi. Hal ini digambarkan oleh Rumi dalam mukadimah karya agungnya Mathnawi. Rumi mengibaratkan kerinduan manusia pada pengalaman mistikal primordial di Hari Alastu sebagai kerinduan seruling untuk bersatu kembali dengan rumpun bambu, yang merupakan asal usulnya, dan kerinduannya itulah yang merupakan sumber suaranya yang merdu:

Dengar lagu sendu seruling bambu
menyampaikan kisah pilu perpisahan
Tuturnya, “Sejak daku tercerai dari indukku
rumpun bambu naung dan rimbun
Ratapku membuat lelaki dan wanita mengaduh –

Kuingin sebuah dada koyak disebabkan rindu
Agar dapat kupaparkan kepiluan berahi cinta
Setiap orang yang berada jauh dari kampung halamannya
Akan rindu untuk merasakan kembali
Saat-saat ketika dia masih bersatu dengan-Nya
Dalam setiap pertemuan kunyanyikan nada-nada senduku
Bersama yang riang dan sedih aku berkumpul
Rahasia laguku tak jauh dari ratapku
Namun tiada telinga mendengar dan mata melihat

Tubuh tidak terdinding dari roh, pun roh
Namun tak seorang diperkenankan melihat roh.”
Riuhnya suara seruling adalah kobaran api
Bukan suara hembusan angin

Cinta semacam itu menurut Imam al-Ghazali timbul karena adanya munasabah, yaitu daya saling tarik antara seseorang yang mencintai dan dia yang dicintai. Sadrudin al-Qunyawi, yang hidup sezaman dengan Rumi di kota yang sama, Konya Turki, menjelaskan bahwa munasabah membawa seseorang berjalan jauh tanpa memperhatikan bahaya dan rintangan menuju tempat yang dicintai, dengan maksud mencapai persatuan rahasia (mistikal). Cinta manusia kepada Tuhan tumbuh dari kesadaran bahwa manusia tidak sempurna dan berhasrat mengurangi ketaksempurnaan, dan kesempurnaan hanya milik Tuhan. Tuhan mencintai manusia karena manusia merupakan ciptaan-Nya yang paling sempurna dan indah, dan apabila manusia menyempurnakan potensi kerohanian dan moral yang ada dalam dirinya, maka ia menjadi alamat daripada tanda-tanda keindahan-Nya. Karena Tuhan Maha Indah dan mencintai keindahan (Inna Allah al-jamil wa yuhibbu al-jamal), maka manusia yang mencapai keadaan semacam itu dikatakan akan dilimpahi cinta.

Munasabah berakar dalam wujud asali ketuhanan, yaitu cintanya agar Harta Tersembunyi-Nya dikenal, dan juga berakar dalam pesona Hari Alastu, di mana manusia berikrar hanya akan mentaati dan mencintai Yang Satu. La ilaha ill Allah.


*Tulisan dipetik dari Cinta Ilahi dalam Tasawuf Menurut Farīd al-Dīn Attār dalam Mantīq al-Tayr, oleh Abdul Hadi WM.

Man Vs Machine

Generally Speaking
Many of us think that computers are many many times faster, more powerful and more capable when compared to our brains simply because they can perform calculations thousands of time faster, workout logical computations without error and store memory at incredible speeds with flawless accuracy.
But is the the computer really superior to the human brain in terms of ability , processing power and adaptability ?
We now give you the real comparison.



Processing Power and Speed
The human brain - We can only estimate the processing power of the average human brain as there is no way to measure it quantitatively as of yet. If the theory of taking nerve volume to be proportional to processing power is true we then, may have a correct estimate of the human brain's processing power.

It is fortunate that we understand the neural assemblies is the retina of the vertebrate eye quite well (structurally and functionally) because it helps to give us a idea of the human brain's capability.

The retina is a nerve tissue in the back of the eyeball which detects lights and sends images to the brain. A human retina has a size of about a centimeter square is half a millimeter thick and is made up of 100 million neurons. Scientists say that the retina sends to the brain, particular patches of images indicating light intensity differences which are transported via the optic nerve, a million-fiber cable which reaches deep into the brain.

Overall, the retina seems to process about ten one-million-point images per second.

Because the 1,500 cubic centimeter human brain is about 100,000 times as large as the retina, by simple calculation, we can estimate the processing power of a average brain to be about 100 million MIPS (Million computer Instructions Per Second ). In case you're wondering how much speed that is, let us give you an idea.

1999's fastest PC processor chip on the market was a 700 MHz pentium that did 4200 MIPS. By simple calculation, we can see that we would need at least 24,000 of these processors in a system to match up to the total speed of the brain !! (Which means the brain is like a 168,0000 MHz Pentium computer). But even so, other factors like memory and the complexity of the system needed to handle so many processors will not be a simple task. Because of these factors, the figures we so childishly calculated will most probably be a very serious underestimate.

The computer - The most powerful experimental super computers in 1998, composed of thousands or tens of thousands of the fastest microprocessors and costing tens of millions of dollars, can do a few million MIPS. These systems were used mainly to stimulate physical events for high-value scientific calculations.

Here, we have a chart of processor speeds for the past few years.

Year


Clock Speed (MHz)


Instruction Rate (MIPS)

1992


200


200 (400)

1993.5


300


300 (600)

1995


400


800 (1600)

1996.5


500


1000 (2000)

1998


600


2400 (3600)
1999.5 700 2800 (4200)

2000


1000


?

From the chart above, we can observe some break through s in microprocessor speeds. The current techniques used by research labs should be able to continue such improvements for about a decade. By then maybe prototype multiprocessor chips finally reaching MIPS matching that of the brain will be cheap enough to develop.

Improvements of computer speeds however have some limitations. The more memory it has, the slower it is because it takes longer to run through its memory once. Computers with less memory hence have more MIPS, but are confined to less space to run big programs. The latest, greatest super computers can do a trillion calculations per second and can have a trillion bytes of memory. As computer memory and processors improve, the Megabyte/MIPS ratio is a big factor to consider. So far, this ratio has remained constant throughout the history of computers.

So who has more processing power ?
By estimation, the brain has about 100 million MIPS worth of processing power while recent super-computers only has a few million MIPS worth in processor speed. That said, the brain is still the winner in the race. Because of the cost, enthusiasm and efforts still required, computer technology has still some length to go before it will match the human brain's processing power.

Counting the Memory

The human brain - So far, we have never heard of anybody's brain being "overloaded" because it has ran out of memory. (So it seems as if, the human brain has no limit as to how much memory it can hold. That may not be true)

Our best possible guess of the average human brain's capacity would by calculating using the number of synapses connecting the neurons in the human brain. Because each of the synapses have different molecular states, we estimate each of them to be capable holding one megabyte worth of memory. Since the brain has 100-trillion-synapses, we can safely say that the average brain can hold about 100 million megabytes of memory !!!

Remember what we said about the Megabyte/MIPS ratio of a computer ? By calculation, scientists discovered that the brain's memory/MIPS ratio matches that of modern computers. The megabyte/MIPS ratio seems to hold for nervous systems too!

However, we all know that the memory of the brain is not absolute. It does not have set files or directories that can be deleted, copied or archived like those of a computer. For example, a particular person who thought he had memorized a telephone number for good suddenly realizes he can't recall the number. But some half-a-day later, he may suddenly recall the number again.) It is a strange phenomenal that we still can't really explain. A simple thoery is that the brain treats parts and peices of these ignored memories like a unactive "archives" sections until they are required. Memory spans of parts of the brain seem to depend on how often they are used. Even so, there is no such thing as deletion of data in a brain.

The computer - Computers have more than one form of memory. We can generally classify them into primary and secondary memory. Primary memory is used as a form of temporary memory for calculation processes and storage of temporary values that need rapid access or updating, the contents of the primary memory disappear when the power is turned off. Primary memory is important when executing programs, bigger programs require more primary memory. ( RAM(random access memory), Caches & buffers are just a few examples of primary memory)

Secondary memory often comes in the form of hard disks, removable disk drives and tape drives. Secondary memory is used for the storage of most of a system's data, programs and all other permanent data that should stay there even when the power is turned off. As a computer is fed with bigger, smarter programs and more data, it would naturally need more secondary memory to hold them.

The latest, greatest super computers (as of 1998) have a million megabytes of memory. Today's latest model of hard disk drives on the personal computer market (in early 2000) can hold about 40,000 megabytes
(40 gigabytes) of memory.

Sambung next post
source : http://library.thinkquest.org/C001501/the_saga/compare.htm

Monday, May 24, 2010

Mahasiswa dan Parti Politik

Golongan mahasiswa adalah golongan yang istimewa. Amat jauh beza antara golongan mahasiswa dengan golongan yang lain. Di zaman keemasan bagi seseorang insan, golongan mahasiswa seharusnya sedar bahawa mereka mempunyai potensi yang sangat besar dalam melayari kehidupan seharian. Maksud melayari kehidupan seharian bukan hanya masalah “top-up” atau duit belanja, tapi melayari kehidupan di sini termasuk juga memberi respon pada isu-isu semasa yang menjadi warna kehidupan. Potensi mahasiswa yang amat besar ini seharusnya digunakan sebaik mungkin. Adalah malang jika para mahasiswa membiarkan sahaja waktu di kampus berlalu tanpa apa-apa makna.

Mahasiswa tugasnya mengeluarkan pendapat. Bukan namanya mahasiswa jika ia tak berani mengeluarkan pendapat sendiri. Akan tetapi, jika mahasiswa sejak mula lagi sudah mengambil keputusan mengikat diri pada parti politik, maka sudah tentu pendapat mereka hanya lah lanjutan dari pendapat para pimpinan parti. Ini lah yang banyak melanda mahasiswa hari ini. Mereka lebih suka dan ghairah mengaitkan diri pada sesebuah parti politik tanpa berfikir baik dan buruk. Apabila kita mengaitkan diri pada sesebuah parti politik, kita akan cenderung untuk menyokong apa sahaja pendirian parti tersebut. Malah daya intelek kita juga akan menjadi tumpul kerana kita akan melihat isu dari kaca mata politik, bukan dari kaca mata mahasiswa.

Darah muda yang membara di jiwa mahasiswa harus dikekalkan apinya. Menjadi mahasiswa adalah peluang bagi mereka untuk membuat keputusan sendiri. Persetankan pendirian parti politik. Tonjolkan sikap anda sendiri mengenai sesuatu isu. PPSMI contoh nya. Apa lah guna anda menentang PPSMI semata-mata kerana parti yang anda sokong menentangnya. Anda seharusnya berfikir sendiri, apa sebab PPSMI ini harus ditentang. Di mana silap nya, di mana kekurangan nya. Dengan ini barulah minda anda akan berkembang. Jangan hancurkan potensi anda dengan mengikut telunjuk parti politik secara membabi buta.

Berani lah untuk buat salah. Mahasiswa masih belajar untuk berjuang. Salah sekali-sekala apa lah salah nya. Membuat kesalahan adalah salah satu proses untuk belajar. Apa yang penting adalah keberanian untuk melakukan kesalahan. Berani lah untuk mengeluarkan pendapat anda. Biar kan pendapat anda salah. Asal anda berani melontarkan nya. Jika anda salah, anda ditegur. Itu saja. Oleh kerana anda adalah mahasiswa, peringkat anda ini anda bina lah keberanian untuk berfikir sendiri, bercakap sendiri, membuat sesuatu sendiri. Jangan takut untuk melontarkan idea anda. Takut-takut itu sikap golongan “pelajar”, bukan mahasiswa. Pelajar itu tempat nya di sekolah, bukan di IPT. Jika anda ingin menjadi pelajar, usah jejak kan kaki ke IPT.

Mahasiswa sekarang banyak berlindung di belakang parti politik. Hasil nya, jika parti politik memberi pendapat, maka gelabah lah mahasiswa untuk mencari alasan membenarkan pendirian tersebut. Malang sekali potensi yang ada sudah ditambat pada tunggul parti politik. Ada baik nya AUKU melarang mahasiswa dari menyertai parti politik. Kita sudah ada lapangan perjuangan di kampus. Buat apa kita sibuk kan diri dengan parti politik. Masuk saja kelab atau persatuan di IPT. Aktifkan diri, tonjolkan bakat anda. Jika anda benar-benar berbakat, sudah tentu akan ada tempat untuk anda dalam parti.

Minda mahasiswa masih mentah. Masih banyak yang ada di dunia yang tidak dirasai oleh mahasiswa. Rasailah dulu semua idea di muka bumi ini sementara anda adalah seorang mahasiswa. Usah kecilkan skop pemikiran anda pada ideologi tertentu sahaja. Menjadi mahasiswa hanya untuk 5 tahun. Usah bazirkan masa ini dengan menjadi aktor di bawah arahan politikus. Bina pementasan anda sendiri, buat skrip sendiri, jadi pengarah sendiri.

Biarkan ahli politik dengan permainan mereka. Kita sebagai mahasiswa main lah permainan kita sendiri. Lontarkan idea anda. Jadi golongan yang mengeluarkan idea, bukan golongan yang menghebahkan idea.

Wallahua’lam…

Sumber : http://fuadsyazwan.com/v1/?p=407

Saturday, May 22, 2010

BUTTERFINGERS GELOMBANG CINTA LYRICS

ringgit dan syilling
fikiran runsing
kepala pening
masih boleh di runding

kurangkan laju
perlahan lahan
sediakan payung
sebelum hujan

gelombang cinta
bergelora
penawar bisa
merawat luka
perasaan duka
menjadi suka
muram durja
jadi gumbira

bumi dipijak
langit dijunjung
mari berfikir
luar tempurong

gelombang cinta
hilang kuasa
jika penyiar
tak menerima
tolong hubungkan
saya dgn nya
walaupun jauh di mata
tetap dekat di hati

mari semua kita turut serta
gelombang cinta pasti terpesona

tak kira pangkat
ataupun darjat
limpah kurnia
gelombang cinta
gelombang cinta

Friday, May 21, 2010

Imbangan Antara Kerja dan Kehidupan Peribadi

Dua belas bulan telah berlalu sejak saya mengambil alih pentadbiran kerajaan pada April 2009. Banyak yang telah berlaku dalam tempoh tersebut. Ia merupakan satu perjalanan yang menakjubkan, walaupun bidang kuasa yang diberikan telah menghasilkan permintaan yang luar biasa untuk disampaikan kepada Rakyat. Sebagaimana saya bekerja dan memberikan kepercayaan kepada kabinet saya dengan peningkatan kecekapan bagi memastikan pencapaian yang lebih pantas, saya juga menggesa dan mencabar diri saya untuk mencapai satu tahap yang boleh diteladani. Sudah tidak dapat dielakkan lagi, dengan ketegasan ini, siang saya bertambah singkat dan malam saya bertambah panjang. Barangkali dengan permintaan sebegini saya menemui pengertian yang besar dalam perkara-perkara kecil seperti senyuman dan salaman yang mesra dan dengan tulus ikhlas daripada rakyat biasa Malaysia yang kadang-kala juga memberikan saya rasa takjub seperti bersalam-salaman dengan pemimpin-pemimpin dunia.

Saya pasti ramai daripada anda yang bersetuju dengan saya bahawa amat penting bagi kita untuk mempunyai kehidupan yang seimbang antara kerja dan kehidupan peribadi. Ia bukan hanya memberikan kelapangan waktu kualiti untuk dihabiskan dengan keluarga dan rakan-rakan, malah kehidupan seimbang boleh meningkatkan produktiviti, pemikiran dan dalam membuat keputusan. Kita semua memerlukan waktu senggang dan saya dapati bahawa senaman terutamanya boleh memberikan ketenteraman dan tenaga kepada perjalanan harian saya, membuatkan saya dapat memberikan tumpuan yang lebih baik kepada perkara-perkara penting dan meningkatkan pencapaian waktu produktif.

Melaksanakan kerja-kerja yang sama dua atau tiga kali seminggu membolehkan saya menambah keyakinan diri dan keselesaan merupakan satu lagi keperluan penting yang dikaitkan dengan jawatan saya: perjalanan. Dari semasa ke semasa, saya melawat dunia luar atas urusan rasmi, begitu juga negeri-negeri dalam Malaysia, dan lawatan-lawatan ini boleh jadi begitu intensif sekali. Di arena antarabangsa, kita mesti terus menempatkan Malaysia secara positif. Ini penting kerana kita sebuah negara ekonomi terbuka yang kecil dan banyak bergantung kepada perdagangan antarabangsa.

Sudah tentu ada juga tempoh-tempoh berehat yang tidak melibatkan aktiviti kardiovaskular, dan saya gemar membaca pada waktu-waktu yang sungguh berharga ini. Biasanya saya akan membaca beberapa buah buku pada sesuatu waktu, yang terakhir ialah 'When China Rules The World' karya Martin Jacque dan 'Blink' oleh Malcolm Gladwell. Meskipun peluang itu datang jarang-jarang sekali akhir-akhir ini, namun apabila boleh, saya cuba bermain golf atau menonton televisyen.

Bila saya melihat dan memikirkan tentang sasaran-sasaran penting yang telah kita sama-sama tetapkan pada 2010, saya terima bahawa pelaksanaannya pada bulan-bulan yang akan datang ini mungkin tidak sentiasa lancar dan licin. Namun, saya percaya dengan berkongsi bebanan dan sama-sama mengemudi ke haluan yang sama, kita akan mencapai matlamat kita.

Sumber : Dato Seri Najib Tun Razak
Blog 1 Malaysia : http://www.1malaysia.com.my/bm/6536-the-balance-of-work-and-personal-life#readmore

Judi Bola: PM Perlu Jamin Tiada Orang Islam Terbabit

1. Saya ditanya oleh ramai orang berhubung dengan keputusan Kerajaan membenarkan Ascot Sports Sdn Bhd menggunakan semula lesen mengambil pertaruhan bagi pertandingan sukan terutamanya bola sepak Piala Dunia nanti. Bagi saya ini adalah keputusan yang kurang baik.

2. Judi merupakan sesuatu yang haram di dalam Islam dan dalam kebanyakan agama di dunia. Sebagai orang Islam saya tetap menegaskan judi ini haram seperti mana arak dan zina. Sebab itu, semasa saya menjadi Menteri Besar Selangor, saya dengan tegas menutup pusat perjudian dan puast pelacuran,malah saya sendiri mengetuai pasukan penguatkuasaan mengambil tindakan.

3. Judi membawa banyak akibat buruk kepada masyarakat. Ini tidak terhad kepada orang Islam sahaja. Judi boleh meruntuhkan sistem sosial masyarakat dengan menyebabkan orang miskin bertambah miskin, yang kaya boleh jadi miskin sekelip mata. Apabila kalah judi banyak kegiatan jenayah, keganasan rumah tangga dan masalah hutang dengan ”ah long” akan kedengaran. Saya fikir dalam jangka masa panjang kerajaan akan menanggung kos sosial yang lebih tinggi.

4. Kita sering dihidangkan dengan kejayaan orang tertentu menjadi jutawan sekelip mata kerana menang ”jackpot” dan sebagainya. Namun dalam kemenangan tersebut kita akan dapati berjuta lagi orang mengalami kerugian. Jarang sekali kita dengar syarikat judi yang rugi atau jatuh muflis. Ini adalah satu bentuk perniagaan yang menguntungkan tauke judi dan merugikan sebahagian besar peserta.

5. Saya tidak faham mengapa ada orang terlalu berminat untuk menghabiskan wang hasil keringat mereka dengan mengkayakan tauke judi. Mungkin orang yang kaya berjudi sebagai hiburan tidak mendatangkan masalah sosial. Namun lebih ramai yang tidak kaya berjudi berhabis-habisan dengan harapan ini mengubah nasib mereka. Kumpulan inilah yang akan memberi kesan sosial dan ekonomi yang serius kepada negara.

6. Namun dalam masa yang sama saya juga memahami dilema kerajaan yang berhadapan dengan masalah judi haram dan kecil-kecilan sehingga sukar dikawal. Kewujudan lebih 4000 pusat judi haram di Selangor bukan sahaja menyebabkan kerajaan kehilangan sumber pendapatan melalui cukai, tetapi juga menyebabkan lebih banyak ”penagih judi” dan gejala sosial lain tanpa dapat dikawal.

7. Apabila kerajaan membenarkan pertaruhan untuk sukan ini bermakna kerajaan boleh mengawal industri ini dan memastikan ia tidak menjejaskan kehidupan rakyat. Kerajaan boleh mengawal kegiatan ini dari membabitkan orang bawah umur, penganut agama Islam dan sebagainya.

8. Kebenaran ini juga akan mengawal wang rakyat daripada keluar negara melalui pertaruhan online kepada syarikat-syarikat perjudian luar negara. Saya difahamkan industri pertaruhan bola sepak membabitkan rakyat Malaysia sudah mencecah bilion ringgit setiap tahun.

9. Selain itu, kerajaan juga berhadapan dilema tanpa skim pertaruhan sukan yang dikawal selia, banyak wang telah diraih oleh sindiket-sindiket perjudian haram yang dikuasai oleh kumpulan jenayah terancang atau lebih kita kenali sebagai kongsi gelap dan gangster. Wang yang banyak ini digunakan pula untuk membiayai kegiatan jenayah lain.

10. Hasil judi haram menyebabkan kumpulan jenayah di negara ini semakin kuat, mempunyai peguam-peguam yang hebat dan mampu memberi rasuah yang besar bagi memastikan mereka terlepas dari undang-undang. Malahan saya difahamkan sudah terdapat ahli-ahli politik yang dibiayai oleh sindiket-sindiket jenayah ini melalui kegiatan perjudian haram bagi menjaga kepentingan mereka. Kita juga dapat lihat muncul kumpulan-kumpulan hak asasi tertentu di negara ini yang begitu setia menjaga kepentingan penjenayah dan memburukkan polis. Siapakah yang membiayai mereka?

11. Kerajaan sukar mengambil tindakan kerana permintaan atau demand terhadap pertaruhan sukan seperti bola sepak ini sangat besar. Jika dihalang terus penggemar mereka akan mencari jalan lain untuk meneruskannya. Justeru saya percaya kerajaan telah mempunyai data-data ini dan berpendapat sudah tiba masanya industri judi haram ini disekat dan dikawal melalui saingan yang berada di bawah Undang-undang. Dengan adanya syarikat judi sukan yang berlesen ini kerajaan dapat mengawasi urusan kewangan dan memastikan mereka juga tidak menggunakan dana pertaruhan yang besar ini untuk kegiatan berunsur jenayah lain termasuk merasuah ahli sukan.

12. Sungguhpun saya tidak menyokong keputusan kerajaan ini, saya fikir kerajaan mempunyai sebab yang munasabah untuk membenarkannya.

13. Namun demikian sebagai orang Islam, saya mahu jaminan YAB Perdana Menteri bahawa syarikat ini tidak akan mengambil sebarang pertaruhan dari kalangan orang Islam. Saya fikir semua orang Islam juga mahukan jaminan bahawa lesen syarikat ini akan ditarik balik serta merta jika terdapat bukti mereka mengambil pertaruhan di kalangan orang Islam. Selagi tiada jaminan Perdana Menteri, saya rasa sukar untuk majoriti orang Islam menerima keputusan kerajaan ini. Jangan nanti kerana nila setitik rosak susu sebelanga.

14. Jaminan ini harus diikuti dengan pengenalan mekanisme bagi mengawasi bahawa syarat yang diletakkan oleh kerajaan dipatuhi oleh syarikat terbabit. Selain itu, kerajaan sewajarnya menggunakan sebahagian cukai dari syarikat perjudian bagi mendidik pelajar dan remaja mengenai keburukan berjudi.

Sumber : Dato seri Khir Toyo
blog : http://www.drkhir.com/2010/05/judi-bola-pm-perlu-jamin-tiada-orang.html

Thursday, May 20, 2010

Yusuf Islam

Seminggu terakhir ini saya cukup banyak membaca cerita-cerita mengenai perjuangan para syuhada, para mualaf, dan Islam secara umum. Nah disini saya ingin lebih membahas tentang seniman dari Inggris yang sekarang mengabdi kepada Islam.

Ya dialah Yusuf Islam, nama asli pentasnya adalah Cat Steven. Dia adalah orang Inggris, yang dimana merupakan penyanyi yang cukup terkenal pada masanya (sekitar akhir 60an dan awal 70an). Salah satu lagu yang saya sukai adalah ‘Father and son’ (silahkan lihat di sini untuk versi sebelum ia masuk Islam, dan di sini ketika dia sudah memeluk Islam).

Dan kenapa Cat Steven berpindah kepada Islam? Inilah hal yang menarik. karena disaat dia dekat dengan kematiannya ia mendapat pertolongan tuhan. Di sini (latar belakang Yusuf Islam dan keislamannya) diceritakan bahwa ketika dia sedang berlibur di malibu (1975), dia terseret ombak ketika berenang di pantai. Dan dalam keadaan yang timbul-tenggelam itu, ia berkata “Oh God! If you save me, I’ll work for you”, dan secara perlahan-lahan ombak itu mengantarnya kembali ke pantai. Dan akhirnya dia mulai mencari tuhan, sampai suatu saat saudara kandung dia memberikan terjemahan dari Alquran kepada dia. Dan dari situlah ia menyadari akan keindahan Islam. Dan Alhamdulillah ia mulai memeluk Islam pada tahun 1977, dan menukar namanya menjadi Yusuf Islam pada tahun 1978.

Kenapa memilih nama Yusuf? seperti pernyataan dia dalam video yang sama seperti di atas (Video ini sangat dianjurkan untuk dilihat, dan ini bisa menginspirasimu menuju jalan Allah swt), ia sangat menyukai kisah Nabi Yusuf dalam Alquran (Joseph dalam versi Inggrisnya), sehingga ia memilih nama tersebut.

Dan sekarang beliau mendedikasikan dirinya dalam dunia pendidikan, kedamaian dunia, dan juga masih berkecimpung dalam bidang seni (penyanyi). Dan karya-karya lagu islaminya yang terkenal antara lain: A is for Allah (Lagu ini sangat dihimbau untuk didengar, dan eksplor lagu islami lainnya dari Yusuf Islam), if you ask me, I Look I See.

Terakhir (satu minggu lalu) saya membaca tentang Pete Doherty (vokalis Band Babyshambles) ketika di penjara juga membaca terjemahan tentang AlQuran, dan dia sekarang memeluk Islam (semoga kabar ini memang benar adanya). Saya harap Pete dapat seperti Yusuf Islam, yang memang teguh dalam pendiriannya dan pembaktiannya kepada Islam. Amin. (sumber Pete: detik, alarabiya.net )

Kesimpulan

Kenapa orang yang terlahir dengan latar belakang bukan Islam dan ketika menjadi Islam dapat begitu mencintainya, mempelajari Alquran, membaca terjemahannya, dan mengaplikasikannya? Kenapa kita yang memang terlahir dari kalangan Islam tidak/susah melakukan itu?

Mari, mulai sekarang kita mendekatkan diri kepada Allah swt. Karena sesungguhnya pertolongan dan perlindungan hanyalah dari-Nya.

Bolehkah Peguam Syarie Bukan Muslim?



SOALAN

Selain isu pemberian lesen perjudian untuk mengendalikan perjudian sewaktu piala dunia pada bulan hadapan, isu berkait Islam yang banyak ditanyakan adalah berkaitan Perlantikan Peguam Syari'e dari kalangan bukan Islam. Apakah terdapat larangan khusus atau keharusan tentangnya di dalam Islam? Mohon ustaz mengulas.

JAWAPAN

Saya kira isu ini memerlukan perbincangan lanjut dengan lebih terperinci khususnya yang melibatkan peruntukan undang-undang dan yang berkait dengannya.

Selain itu, perkara berkait nas syarak dan juga kesan positif serta negatifnya juga perlu diteliti. Semua perlu didiskusikan bagi memperolehi satu keputusan paling konkrit dan wajar. Artikel yang saya tulis ini hanyalah sekelumit perbincangan yang berkaitan, ia ditulis dalam bentuk agak ringan untuk pembacaan awam. Ia tentunya tidak cukup untuk menetapkan pendirian terbaik namun saya kira cukup untuk memberikan sedikit jawapan dan rujukan untuk perbincangan yang lebih mendalam dan ilmiah.

Jika kita menelusuri khazanah ilmu Islam terdapat beberapa perkara boleh dijadikan rujukan iaitu:-

1. Firman Allah swt :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ كُونُواْ قَوَّامِينَ لِلّهِ شُهَدَاء بِالْقِسْطِ وَلاَ يَجْرِمَنَّكُمْ شَنَآنُ قَوْمٍ عَلَى أَلاَّ تَعْدِلُواْ اعْدِلُواْ هُوَ أَقْرَبُ لِلتَّقْوَى وَاتَّقُواْ اللّهَ إِنَّ اللّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ

Ertinya : Hai orang-orang yang beriman, hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Al-Maidah : 8)

Ayat ini secara jelas mengarah umat Islam mengenakkan keadilan dan kebenaran dalam apa jua penilaian dan hukuman yang dijatuhkan. Justeru menjadi objektif Shariah, apa sahaja perkara harus (yang tiada larangan khusus) boleh mendekatkan kepada keadilan akan turut dibenarkan.

Dalam konteks ini, demi menegakkan keadilan dalam pemutusan hukum Shariah di mahkamah, tentunya Hakim mestilah seorang Muslim, malah mempunyai syarat tertentu tambahan pula. Saya kira, adalah jelas hakim di Mahkamah Syariah MESTILAH dan WAJIB seorang MUSLIM.

Namun status peguam, bagi saya mereka HANYALAH pelaksana atau bidang kuasanya terhad seperti pegawai eksekutif sahaja, bukan pemutus. Malah semua hujjahnya dalam dakwaan atau pembelaan terhadap anak guamnya belum tentu diterima oleh Hakim Syarie. Perbicaraan pula boleh dibuat secara tertutup. Justeru tidak timbul persoalan, peguam terbabit akan menyelewengkan nas Al-Quran atau hadis, kerana sebarang penyelewengan akan ditolak oleh hakim dan peguam lain. Maka dalam konteks tersebut, saya melihat tiada masalah bagi seorang peguam Syarie walau dari kalangan bukan Muslim.

Ia hampir sama dengan situasi perbankan dan kewangan Islam hari ini yang dipenuhi dengan CEO, pengurusan tertinggi serta eksekutif yang bukan beragama Islam. Namun tentunya, mereka diperlukan mempunyai beberapa kriteria dan kelayakan tertentu untuk menduduki jawatan di sektor kewangan Islam. Khususnya ilmu dan pengetahuan di dalam hal ehwal hukum Shariah di dalam bidang Fiqh Mu'amalat.

Apa yang tidak wajar atau TIDAK DIBOLEHKAN adalah bukan Muslim menjadi ahli Majlis Penasihat Shariah di mana-mana institusi kewangan Islam. Ini kerana jawatan tersebut memerlukan kriteria seperti hakim di mahkamah Shariah yang perlu menghayati Islam dalam ilmu, kehidupan dan keimanan di hati. Alhamdulillah setakat ini, masih belum ada mana-mana individu atau ilmuan bukan Islam yang dilantik menjadi ahli penasihat Shariah.

2) Allah juga mengingatkan :-

سَمَّاعُونَ لِلْكَذِبِ أَكَّالُونَ لِلسُّحْتِ فَإِن جَآؤُوكَ فَاحْكُم بَيْنَهُم أَوْ أَعْرِضْ عَنْهُمْ وَإِن تُعْرِضْ عَنْهُمْ فَلَن يَضُرُّوكَ شَيْئًا وَإِنْ حَكَمْتَ فَاحْكُم بَيْنَهُمْ بِالْقِسْطِ إِنَّ اللّهَ يُحِبُّ الْمُقْسِطِينَ

Ertinya : Mereka itu adalah orang-orang yang suka mendengar berita bohong, banyak memakan yang haram. Jika mereka (orang Yahudi) datang kepadamu (untuk meminta putusan), maka putuskanlah (perkara itu) di antara mereka, atau berpalinglah dari mereka; jika kamu berpaling dari mereka maka mereka tidak akan memberi mudarat kepadamu sedikit pun. Dan jika kamu memutuskan perkara mereka, maka putuskanlah (perkara itu) di antara mereka dengan adil, sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang adil ( Al-Maidah : 42)

Ayat ini menunjukkan mahkamah Islam sentiasa sedia menerima mana-mana individu bukan Islam untuk mencari keadilan atau mendapatkan hukuman terbaik di atas pertikaiannya berdasarkan ketentuan hukum Shariah. Justeru, dalam konteks memberikan pembuktian, mengemukan hujjah, sudah tentulah individu bukan Islam tersebut BEBAS untuk berhujah di mahkamah (jika dia tidak diwakili oleh mana-mana peguam). Keadaan ini secara langsung menjelaskan bahawa mahkamah Islam menerima hujah dari individu bukan Islam sama ada atas nama pendakwa, tertuduh dan sekaligus peguam yang mewakili anak guamnya.



3. Allah swt berfirman :

إنَّا أَنزَلْنَا إِلَيْكَ الْكِتَابَ بِالْحَقِّ لِتَحْكُمَ بَيْنَ النَّاسِ بِمَا أَرَاكَ اللّهُ وَلاَ تَكُن لِّلْخَآئِنِينَ خَصِيمًا

Ertinya : Sesungguhnya Kami telah menurunkan Kitab kepadamu dengan membawa kebenaran, supaya kamu mengadili antara manusia dengan apa yang telah Allah wahyukan kepadamu, dan janganlah kamu menjadi penentang (orang yang tidak bersalah), kerana (membela) orang-orang yang khianat...(An-Nisa : 105)

Menurut para ulama, ayat ini sangat PERLU DAN WAJIB diHAYATI OLEH SEMUA PEGUAM MUSLIM, amat bertepatan dengan kerjaya peguam yang bertugas di mahkamah keadilan. Menurut mufassirin, ayat ini diturunkan ke atas kes seorang Munafiq bernama Tu'mah Ibn Abiraq.

Hasil daripada ayat tersebut, Rasulullah menarik semula hukuman ke atas Yahudi yang dituduh oleh seorang Munafiq bernama Tu'mah ibn Abiraq mencuri baju besi perang kepunyaan Qatadah Bin Nu'man. Padahal Tu'mah yang mencurinya dan menyembunyikannya di rumah lelaki Yahudi yang juga merupakan jirannya. Kes ini berakhir dengan hukuman dikenakan ke atas Yahudi, namun Allah menurunkan satu ayat menunjukkan Yahudi terbabit tidak bersalah iaitu surah An-Nisa ayat 105-109. (Tafsir Ibn Kathir, 1/552 ; Al-Durru Al-Manthur, As-Sayuti, 2/673 ;)

Imam Al-Razi berkata ketika menghuraikan ayat 105 surah an-Nisa di atas:

وكان الغرض من هذا النهي تنبيه النبي عليه الصلاة والسلام على أن طعمة كذاب وأن اليهودي برىء عن ذلك الجرم

Ertinya : Tujuan dari larangan (janganlah kamu menjadi penentang (orang yang tidak bersalah) adalah peringatan kepada Nabi s.a.w bahawa sesungguhnya Tu'mah berbohong dan Yahudi tersebut tidak bersalah atas dakwaan jenayah mencuri tersebut.(Tafsir al-Kabir, 11/28)

Ayat ini juga menjelaskan secara terang bagaimana seorang bukan Islam dari kalangan Yahudi diadili di Mahkamah Islam di zaman Rasulullah. Sebagaimana di atas, tentunya Yahudi terbabit telah diberikan peluang oleh Rasulullah untuk membela dirinya. Namun pembelaannya gagal. Pembelaan bermaksud menjalan tugas seperti peguam. Namun jelas keadilan sentiasa dijamin pemutusan hukuman dalam kes di atas ini telah dipandu oleh Allah ta'ala.

4. Athar

Kisah perbicaraan antara Khalifah Ali k.w selaku Amirul Mukminin ketika itu dengan seorang Yahudi perihal baju besi wajar dijadikan rujukan.

Asalnya khalifah Ali kehilangan baju besinya. Tiba-tiba terlihat ia dalam barang jualan seorang Yahudi, lelaki tersebut kelihatan sedang menjualnya di pasar. Apabila dituntut oleh khalifah Ali dengan mengatakan ia adalah baju besinya yang jatuh dari untanya di malam hari, lelaki Yahudi tersebut enggan mengaku dan menegaskan ia adalah miliknya. Ali terus menuntut membawa pertikaian mereka mereka ke penghakiman hakim Muslim.

Hasil dari itu, kes mereka berdua yang berselisih dalam menentukan pemilikan terhadap baju besi tersebut dibawa ke pengadilan Qadhi Syuraih Ibn Harith Al-Kindi r.a (wafat 78 H). Lalu Syuraih bertanya kepada Ali, apakah kisahmu?

Khalifah Ali : aku mendapati baju besi milikku yang jatuh tercicir pada malam hari berada di dalam barang jualan lelaki ini.

Qadhi Syuraih : bagaimana pula kamu wahai lelaki?

Lelaki Yahudi : Ia adalah milikku dan berada dalam simpananku, aku tidak pula menuduh Ali berbohong.

Qadhi Syuraih : Wahai Ali, aku tidak syak atas kejujuranmu namun kamu mesti mempunyai dua orang saksi. Adakah kamu mempunyai bukti ia milikmu?

Jawab Khalifah Ali : Ya, kedua anakku, Hasan dan Husain menjadi saksi bahawa ia kepunyaanku.

Qadhi Syuraih :Sesungguhnya penyaksian anak terhadap bapanya dalam kes ini tidak diterima.

Khalifah Ali : Subhanallah!. Adakah lelaki yang dijamin syurga tidak diterima penyaksiannya ( merujuk kepada Hasan dan Hussain yang disebut oleh nabi akan menjadi pemuda Syurga)

Qadhi Syuraih : bahkan wahai Amirul Mukminin, namun aku tidak boleh membenarkan penyaksian anak menyokong bapanya dalam kes ini.

Qadhi Syuraih : Wahai lelaki, ambillah, baju besi itu adalah milikmu.

Lelaki Yahudi berkata :

أمير المؤمنين قدمني إلى قاضيه! وقاضيه يقضي عليه! أشهد أن هذا الدين على الحق، وأشهد أن لا إله إلا الله، وأن محمداً عبده ورسوله، وأن الدرع درعك يا أمير المؤمنين، سقطت منك ليلاً.

Ertinya : Amirul Mukminin Ali membawaku untuk diputuskan hukuman melalui mahkamahnya (islam) dan Qadhi pilihannya. Qadhi pilihannya memutuskan sebaliknya.! Aku bersaksi sesungguhnya agama ini adalah BENAR, lalu beliau terus mengucap dua kalimah shahadah. Kemudian, berkata : Sesungguhnya baju besi tersebut adalah milikmu wahai Amirul Mukminin, tercicir darimu di malam hari. (Hilyatul Awliya, Abu Nu'aim Al-Esfahani, 4/140 ; Tarikh al-Khulafa, As-Sayuti, 1/185 ; Akhbar Al-Qudhah, Waki', 2/200)

Namun kemudiannya Ali terus menghadiahkannya kepada lelaki tersebut.

Jelas sekali lagi dalam kisah di atas bagaimana lelaki bukan Islam Yahudi ini dibenarkan berhujjah untuk dirinya sendiri. Menggunakan peguam adalah sama seperti berhujjah kepada diri sendiri, kerana peguam hanyalah wakil yang mewakili anak guamannya disebabkan kredibiliti, pengalaman dan pengetahuan undang-undang yang lebih baik berbanding anak guamannya.

KESIMPULAN

Hasil dari ringkasan dalil di atas, buat masa ini saya berpandangan, secara ilmiah, logik dan asalnya, tiada salah mana-mana peguam sama ada dalam kes yang melibatkan harta seperti di atas atau kes kekeluargaan dan sebagainya bertindak selaku peguam bagi anak guamannya. Tanpa mengira agama anutannya, apa yang asas adalah hujahnya mestilah menepati displin ilmu Islam yang ‘valid'.

Namun demikian, perlu saya ingatkan sekali lagi, artikel ini hanyalah ulasan ringkas menjawab soalan yang diutarakan. Justeru, beberapa persoalan lain juga perlu diambil kira khususnya dari sudut undang-undang dan pentadbiran.

Sebagaimana isu penggunaan nama Allah, pemerintah mempunyai kuasa ekslusif untuk menyekat jika diyakini ia boleh membawa mudarat tertentu. Malah jika tiada mudarat sekalipun, Allah memberikan kebebasan. Ini jelas dari ayat kedua yang saya bawakan di atas juga iaitu :

فَإِن جَآؤُوكَ فَاحْكُم بَيْنَهُم أَوْ أَعْرِضْ عَنْهُمْ

Ertinya : Sekiranya mereka datang kepadamu, jalankanlah proses hukuman di antara mereka atau kamu boleh berpaling



Imam Al-Baidhawi dan lain-lain mufassirin menjelaskan:

تخيير لرسول الله صلى الله عليه وسلم إذا تحاكموا إليه بين الحكم والإعراض

Ertinya : Ia merupakan pemberian pilihan kepada Rasulullah s.a.w apabila mereka datang meminta hukuman darinya, sama ada untuk menerima atau menolak ( Tafsir Al-Baidhawi, 2/326)

Justeru itu, pendirian Islam dalam hal ini terbuka kepada pemerintah dan hakim Syar'ie. Mereka boleh menerima kes yang melibatkan bukan Islam di dalam mahkamah mereka, atau menolak. Jika demikian, ini bermakna, menurut peruntukan yang jelas dari Allah ta'ala, Mahkamah Islam juga bebas sama ada untuk menerima peguam Syari'e bukan Islam atau menolaknya sebagaimana halnya penerimaan untuk membicarakan kes mereka atau menolaknya. Kedua-duanya dibenarkan oleh Allah ta'ala

Selain itu, pemerintah sama ada atas nama jabatan Agama Islam negeri berkenaan atau lainnya, mereka mempunyai hak untuk menyusun atur kelayakan khusus untuk sesuatu posisi dan jawatan di dalam perkhidmatan. Justeru, jika telah ditetapkan oleh mana-mana negeri, peguam syarie di negeri mereka mestilah dari kalangan mereka yang beragama Islam sahaja, maka hal tersebut adalah ‘valid' dan wajar dipatuhi.

Pada hemat saya, ia adalah undang-undang yang bersifat administrative dan bukan tegahan atas nama ‘agama' atau dari hujah agama' (kerana kelihatan tiada halangan dari sudut agama), ia adalah syarat pentadbiran, seperti mesti menjalani peperiksaan PTK untuk kenaikan pangkat, menghadiri majlis konvokesyen universiti dengan jubah khas. Memasuki sebahagian kawasan hospital dengan pakaian khas dan sebagainya. Jika kita mampu untuk memahami sedemikian, isu pentadbiran seperti itu, tidaklah wajar diperbesarkan.

PRAKTIKALNYA

Secara praktikalnya saya juga kurang setuju bukan Muslim menjadi Peguam Syari'e, namun apa yang saya bicarakan dalam artikel di atas adalah sebahgain aspek dari sudut hukum. Persoalan peguam ini termasuk dalam bab ‘Al-Wakalah bil Khusumah' atau ‘Al-Wakalah Fi Al-Da'wa'.

Ertinya, perlantikan seseorang terhadap peguam untuk mewakili dirinya dalam perbicaraan. Disebutkan dengan jelas oleh para ulama keharusan bukan Islam untuk mewakili orang Islam dalam apa juga kes melibatkan harta, keluarga, hak pusaka dan sebagainya.

Imam Ibn Qudamah mengatakan :

وإن وكل مسلم كافرا فيما يصح تصرفه فيه صح توكيله سواء كان ذميا‏,‏ أو مستأمنا لأن العدالة غير مشترطة فيه

Ertinya : sesungguhnya jika seorang Muslim melantik wakilnya seorang akfir dalam apa jua perkara yang sah untuknya bertindak, mak sah perlantikannya sebagai wakil (dalam konteks perbincangan kita wakil bil khusumah = wakil pembela atau pendakwa), sama ada kafir itu dari kalangan kafir dzimmi, musta'min kerana keadilan itu tidak disyaratkan (berkait) padanya' ( Rujuk Al-Mughni, Ibn Qudamah , Bab Wakalah)

Kerana itu saya katakan, dari sudut hukum Islam, bukan Islam dibenarkan mewakili muslim di mahkamah sama ada mahkamah civil atau mahkamah Syariah (dalam konteks Malaysia). Cuma ia terikat kepada undang-undang administrative yang memerlukan muslim sahaja di mahkamah syariah. Cuma artikel saya lebih kepada mengajak pembaca mendapat info hukum asal, bukan terlalu specific dan menjawab persoalan dalam konteks Malaysia secara khusus.

Adapun hal-hal dan isu seperti ‘kebenaran itu akan menutup peluang kerja muslim', ‘peguam muslim masih ramai', ‘agenda kuffar', ‘aqidah umat islam sedang lemah', ‘agenda murtad bertambah', ‘bagi betis nak peha', ‘kelak nanti memohon menjadi hakim syarie pula' dan sebagainya.

Semua itu adalah faktor-faktor mendatang (li ghayrihi), maka ia memerlukan perbincangan berasingan dan memerlukan berbukti. Maka terbukti, pemeirntah smemeangnya boleh melarang, namun larangan itu bukan atas dari larangan asal yang bersifat (li zatihi) tetapi larangan yang bersifat mendatang. (li ghayiri).

Kita perlu faham satu demi satu dimulakan dengan perspektif hukum Fiqh yang asal terlebih dahulu
Pandangan anda bagaimana

sumber dari : Zaharuddin Abd Rahman

Wednesday, May 19, 2010

(sambungan dari ISU KTBM-BIM : Pengenalan dan BIM (Siri 2) )

1. Dalam artikel sebelum ini saya ada menerangkan serba sedikit mengenai BIM. Bagaimana pula dengan KTBM?

2. Seperti yang diketahui, KTBM merupakan satu kaedah komunikasi yang menuturkan setiap patah demi patah perkataan vokal BM ke dalam kod tangan. KTBM merupakan kaedah komunikasi dalam P&P yang diterap oleh JPK dan wajib di gunakan oleh para guru di sekolah Pendidikan Khas ketika mengajar. Ia bukanlah satu jenis bahasa, tetapi hanyalah menggantikan setiap sebutan vokal kepada sebutan isyarat tangan.

3. Beberapa individu pekak mempertikaikan KTBM atas alasan ia adalah bukan syarat natural yang tercipta secara spontan, tapi ia dicipta dan digubal sendiri oleh pihak JPK. Kod tangan yang dicipta oleh JPK tidak menunjuk gambaran terhadap makna tersebut boleh difahami melalui imaginasi terhadap kod/isyarat tangan yang ditunjukkan. Kelemahan ini kadang-kala menimbulkan kekeliruan terhadap pelajar pekak dimana sesetengah kod tangan tersebut mempunyai makna yang lain dengan imaginasi yang dilihat melalui bentuk kod tangan tersebut.

4. Bagi memastikan pelajar pekak menggunakan sepenuhnya KTBM dalam seharian, setiap tahun pihak JPK dan sesetengah sekolah Pendidikan khas menganjurkan pertandingan bercerita, deklaminasikan puisi, dan lain-lain dimana markah diberi terhadap penggunaan KTBM yang betul.

5. Penggunaan KTBM agak meletihkan disebab setiap patah perkataan vokal di tukar kepada kod tangan yang panjang. Misalnya perkataan "Mempermainkan" ada 4 isyarat yang harus dibuat iaitu "mem", "per", "main" dan "kan". Berbanding dengan BIM, cuma 1 isyarat tangan sahaja. Mana lebih senang? menyebut "tidak ada" atau "tiada"? menyebut "tidak hendak" atau "tak nak"?

6. Kelebihan KTBM yang tidak dapat dinafikan ialah isyarat tangan KTBM adalah lebih banyak berbanding BIM. Ini adalah kerana beberapa ketika dahulu BPKhas sering mengadakan program yang dihadiri beberapa guru untuk mencipta isyarat baru bagi memastikan setiap perkataan dalam BM mempunyai isyarat tangan untuk memudahkan P&P.

7. Kelebihan ini banyak membantu para guru ketika mengajar dimana mereka tidak perlu membuang masa mengeja perkataan-perkataan yang tidak mempunyai Isyarat Tangan.

8. Kelebihan KTBM merupakan kelemahannya juga, mencipta isyarat tangan ciptaan sendiri sehingga mengabaikan imaginasi terhadap makna yang boleh diserap melalui bentuk dan pergerakan tangan tersebut. Bagi mereka, sudah cukup sekiranya sesuatu perkataan dapat diberi isyarat tangan yang unik.

9. Perlu di ingat, mendengar dengan telinga tidak sama dengan melihat dengan mata. Melihat dengan mata lebih mengutamakan Imaginasi.....


(Bersambung ke "Isu BIM-KTBM : Kebenaran Yang tersirat (Siri 3)")

Glosari :-

BIM = Bahasa Isyarat Malaysia
KTBM = Kod Tangan Bahasa Melayu
P&P = Pengajaran dan Pembelajaran
BPKhas = Bahagian Pendidikan Khas
BM = Bahasa Melayu
BI = Bahasa Inggeris

Wali Band – (Taubat Maksiat)

Dengarlah hai sobat
Saat kau maksiat
Dan kau bayangkan ajal mendekat
Apa kan kau buat
Kau takkan selamat
Pasti dirimu habis dan tamat

Bukan ku sok taat
Sebelum terlambat
Ayo sama-sama kita taubat
Dunia sesaat
Awas kau tersesat
Ingatlah masih ada akhirat

Astafighrullahal’adzim

Reff:
Ingat mati, ingat sakit
Ingatlah saat kau sulit
Ingat ingat hidup cuman satu kali

Berapa dosa kau buat
Berapa kali maksiat
Ingat ingat sobat ingatlah akhirat

Cepat ucap astafighrullahal’adzim

Pandanglah ke sana
Lihat yang di sana
Mereka yang terbaring di tanah
Bukankah mereka
Pernah hidup juga
Kita pun kan menyusul mereka

Astafighrullahal’adzim

Repeat Reff

Cepat ucap astafighrullahal’adzim

Repeat Reff

Cepat ucap astafighrullahal’adzim
Cepat ucap astafighrullahal’adzim

Tuesday, May 18, 2010

Isu BIM vs KTBM



1. Agak menarik untuk membincangkan topik ini memandang isu yang akan dibincangkan ini terlalu umum dan mempunyai pelbagai tafsiran mengikut pelbagai pandangan dari sudut yang berlainan. Lain sudut kita berdiri, lain pandangan yang kita lihat. Saya juga tidak terkecuali.

2. Sebelum menulis artikel ini, saya telahpun membaca tulisan Sazali, Amir dan juga Hisham mengenai isu ini. Ketiga-tiga mereka mempunyai ulasan sedikit sebanyak bercanggah lantaran mereka melihat isu ini dari sudut yang berlainan. Apa yang saya tulis ini adalah berdasarkan analisis dan pandangan terhadap tulisan tulisan 3 orang di atas dan juga pengalaman saya sepanjang bergelar pelajar di sekolah rendah dan menengah yang mendapat pendidikan khas. Sebelum itu saya ingin tegaskan, tulisan saya ini bukan untuk menyanggah pendapat mana-mana pihak (berdebat). Tetapi adalah sekadar perbincangan bersama (muzakarah). Berdebat hanya membuat EGO kita cuba menegakkan benang yang basah.

3. Isu BIM dan KTBM mempunyai persoalan pokok yang sama - Implikasi Penguasaan Bahasa Melayu dan pemahaman dalam pembelajaran di kalangan orang pekak.

4. Tidak sukar bagi saya untuk memahami pandangan para 'guru berpangkat tinggi' di Bahagian Pendidikan Khas (sebelumnya dikenali sebagai Jabatan Pendidikan Khas) kerana saya pernah bekerja di situ sebagai kakitangan kontrak sebelum bekerja di Jabatan Kebajikan Masyarakat. Sepanjang bekerja di sana, ada beberapa kali mereka berbuka cerita berkenaan isu BIM dan KTBM ketika makan semeja.

5. Di Mengikut tulisan Presiden MFD, pihak BPKhas menyalahkan BIM sebagai punca kegagalan pelajar pekak dalam penguasaan Bahasa Malaysia. Ini saya tidak nafikan sebab memang inilah apa yang dikatakan berulang-ulang kali oleh orang di BPKhas kepada saya ketika bekerja di sana. Persoalannya, benarkah mitos BIM merosakkan bahasa melayu di kalangan orang pekak seperti yang di tuduh oleh BPKhas?

6. Seperti yang dimaklumi, BIM adalah satu sistem komunikasi bebas yang menggunakan gabungan isyarat tangan, badan dan memek muka untuk merujuk sesuatu makna. Berlainan dengan KTBM, BIM mempunyai struktur bahasa tersendiri. BIM tidak terikat peraturan susunan ayat kerana BIM bebas untuk dituturkan mengikut susunan ayat sendiri. Setiap orang mempunyai susunan ayat tersendiri dan unik untuk menuturkan isyarat tangan. Inilah membezakan identiti individu orang pekak dengan individu pekak yang lain. Ia tidak sedikitpun menjejaskan penyampaian maksud yang hendak disampaikan.

7. Fakta mengatakan BIM tiada struktur tatabahasa adalah tidak tepat. MEMEK MUKA ketika menuturkan sesuatu isyarat itulah merupakan tatabahasanya. Bagi saya, memek muka merupakan kata imbuhan bagi BIM. Dalam Bahasa Melayu, Imbuhan "Men....i" (cth : menyayangi, Mencintai ) menunjukkan perasaan. Bukankah memek muka ketika membuat sesuatu isyarat juga menunjuk perasaan. Begitu juga bila kata dasar TUMBUK menggunakan imbuhan "Men" dan "Ter" menunjukkan perbuatan sengaja dengan tak sengaja. Imbuhan ini juga ada dalam BIM, 'menumbuk' dituturkan dengan cara membuat isyarat tumbuk ke depan sambil memandang orang yang hendak ditumbuk. Manakala 'tertumbuk' pula dituturkan dengan cara menumbuk ke depan tetapi kepala memandang ke tempat lain, bukan ke tempat yang hendak ditumbuk tersebut. Jadi siapa kata BIM tiada struktur bahasa (tatabahasa)? ia cuma agak berlainan sedikit..

8. Jesteru itu, BIM merupakan satu jenis bahasa komunikasi yang mempunyai tatabahasanya sendiri yang tidak boleh diterjemah secara terus. Menyalahkan BIM yang menyebabkan BM orang pekak lintang pukang samalah seperti menyalahkan BM kalau BI pelajar normal lintang pukang. Seperti yang dikatakan sazali dalam Blognya - "Mereka lupa kalau ayat BM ini "jalan-jalan makan angin" di tuliskan terus dalam English akan menjadi "walk-walk eat air".

9. Satu-satunya kelemahan BIM ialah tidak mempunyai isyarat tangan bagi beberapa perkataan dalam BM atau BI. Kelemahan ini biasanya ditutup dengan mengeja perkataan tersebut. Namun kelemahan bukan satu isu, bukankah banyak perkataan BI tiada dalam BM?


(Bersambung ke "Isu BIM-KTBM : KTBM dalam P&P")

Glosari :-

BIM = Bahasa Isyarat Malaysia
KTBM = Kod Tangan Bahasa Melayu
P&P = Pengajaran dan Pembelajaran
BPKhas = Bahagian Pendidikan Khas
BM = Bahasa Melayu
BI = Bahasa Inggeris

Peguam Sivil vs Peguam Syariah

Tarikh : Friday, August 15 @ 22:29:19 PDT
Topik : Artikel Pilihan

Dari zukriaksah.com

Kita semua telah maklum yang peguam sivil melalui Majlis Peguam “buat hal” lagi lewat hujung minggu lalu melalui penganjuran forum yang bertajuk “Memeluk Islam: Perkara 121 (1A) Perlembagaan Persekutuan Menjejak Semula Subashini dan Shamala.”

Akibat dari bantahan dan tunjuk perasaan yang dilakukan oleh beberapa pertubuhan bukan kerajaan (NGO) Islam – Melayu di luar pejabat Majlis Peguam, sehingga menyaksikan beberapa insiden kekecohan kecil berlaku, pihak polis akhirnya campur tangan dan terpaksa menghentikan forum tersebut di separuh jalan.

Saya percaya bahawa orang Islam di Malaysia tidak akan marah jika Subashini dan Shamala membawa tuntutan mereka ke mahkamah yang paling tinggi sekalipun di Malaysia, bagi mendapatkan bahagian mereka dari bekas suami mereka yang telah memeluk Islam, bahkan mereka boleh membawa tuntutan mereka ke mahkamah syariah jika mahu, saya yakin ia akan dibicarakan secara adil.


Yang orang Islam dan Melayu marah serta tidak boleh terima ialah bila soal memeluk Islam dan Perkara 121 (1A) (peruntukan bahawa Mahkamah Sivil tidak mempunyai bidang kuasa untuk mendengar apa-apa perkara yang berada dalam bidang Mahkamah Syariah) cuba diperdebatkan. Ia seperti sengaja mencabar, apa lagi ia dilaksanakan dalam sebuah forum yang begitu diwar-warkan, yang begitu dipromosi dan disensasikan. Maka timbul keraguan apakah forum tersebut benar-benar ikhlas diadakan untuk mencari satu penyelesaian atau ia sebuah perancangan licik “sengaja mengacah kemudian mencari salah”? Bagi orang Islam – Melayu di Malaysia, cukuplah di merata dunia Islam dikambing-hitamkan sebagai jahat, janganlah pula ia turut berlaku di Malaysia yang mana Islam adalah agama persekutuannya.

Orang Islam – Melayu di Malaysia, walaupun masih terkesan bekas dan parutnya, tidak pernah sesekali terniat dan berhasrat, melalui mana-mana NGO atau parti politik pun, untuk menganjurkan apa-apa forum, membincangkan dari sudut undang-undang dalam konteks semasa, bagi menjejak hak Mansor Adabi yang mana isterinya, Natrah telah dilari dan dikristiankan, kerana kita sebenarnya sangat sayang akan keharmonian dan kerukunan yang kita kecapi hari ini. Tidak bolehkah sikap sebegini diikuti oleh sahabat-sahabat bukan Islam di Malaysia?

Maaf Dato’ Ambiga (juga mereka yang lain yang kononnya menjuarai isu hak asasi manusia), isu berforum ini dan berhimpun menentang forum ini bukan lagi sekadar isu hak asasi manusia, bukan lagi isu kebebasan bersuara dan kebebasan berhimpun, ia melangkaui ini semua. Ini soal bangsa Malaysia, setelah bersusah-payah kita belajar untuk saling mengenal, saling memupuk kasih-sayang, inilah masanya untuk kita memikirkan bagaimanakah caranya kita mahu terus hidup bersama. Adalah satu tanggungjawab dalam memastikannya terlaksana, bukan tanggungjawab Akta Keselamatan Dalam Negeri, bukan tanggungjawab Akta Hasutan, bukan tanggungjawab Akta Polis, bukan tanggungjawab Ordinan Darurat, malah kita tidak perlukan itu semua pun, ini adalah tanggungjawab kita semua, rakyat Malaysia! Saya sudah bercakap soal “reformasi bertanggungjawab” ini sejak lama dahulu lagi, sejak masih dalam kepimpinan Angkatan Muda Keadilan Malaysia, YB Siva pasti mengingatinya. Tidak wajar untuk kita bermain api sesama sendiri.

Soalnya, apakah benar isu Subashini dan Shamala ini begitu besar dan kritikal untuk dibincangkan sehingga sebegitu rupa? Berapa ribu lagi “Subashini dan Shamala” yang ada di luar sana yang sekarang tenang dan pasrah dengan keislaman orang terdekat dalam hidup mereka? Tanya YB Sivarasa, salah seorang saudara kandungnya memeluk Islam, ada masalahkah? Tanya Datin Seri Jeane Abdullah, bila beliau memeluk Islam, keluarganya ada masalahkah? Tanya YB Datuk Anuar Tan, tanya YB Tan Sri Leo Moggi, Tanya Nazree Raihan, Tanya Ustaz Hussein Yee… dan ramai lagi jika mahu disenaraikan (termasuklah seorang kawan di universiti dahulu, seorang Sabahan). Majlis Peguam kena berfikir, kenapa badan dakwah seperti PERKIM yang mengislamkan ramai saudara baru tidak pula galak nak berforum seperti mereka.

Saya cenderung untuk membaca isu ini sebagai isu prejudis. Tetapi Majlis Peguam perlu menjawab dahulu apakah benar peruntukan dalam Perlembagaan Persekutuan seperti Perkara 121 (1A) itu memang menganaktirikan “hak sivil” dan mengutamakan “hak syariah”? Atau lebih kepada melayan emosi beberapa kerat peguam sivil yang “tak boleh cari makan” kerana merasa lain macam setiap kali memasuki dewan bicara Mahkamah Syariah?

Saya nak ceritakan betapa untungnya hak syariah berbanding dengan hak sivil di Malaysia yang Islam adalah agama persekutuan ini. Isteri saya seorang peguam syariah, mempunyai firma guaman syariahnya sendiri di Kuantan. Dia dulu belajar di Jordan, dalam silibus pembelajarannya, dia juga belajar undang-undang sivil. Kalau peguam sivil boleh terus praktis syariah dengan hanya mendapatkan lesen dari Majlis Agama Islam Negeri atau berkursus setahun untuk DSLP (Diploma in Syariah Law Practise – sudah ada ke negeri yang menguatkuasakannya?), tidak bagi orang seperti isteri saya! Peguam syariah yang datang dari aliran syariah tulen perlu sambung tiga atau empat tahun pembelajaran lagi untuk mendapatkan satu lagi ijazah lain dalam bidang undang-undang bagi membolehkan dia praktis dalam bidang guaman sivil, bayangkan masa dan kos yang terpaksa dia tanggung.

Malaysia dikenali sebagai hub perbankan dan kewangan Islam sejak lama dahulu, maka berlumba-lumbalah bank-bank di Malaysia menawarkan produk-produk perbankan dan kewangan yang berlandaskan syariah. Bagi pihak seperti Majlis Peguam, ini juga mungkin dianggap sebahagian dari penganaktirian orang bukan Islam di Malaysia… benarkah begitu? Semua produk ini datang dengan dokumentasi, tidak kiralah perjanjian pembelian, sewa beli atau jual beli, mudharabah, al bai bithaman ajil atau qadrul hassan. Siapa yang mendapat keuntungan dari ini semua, siapa yang menguruskan dokumentasi dan perjanjian ini, mestilah peguam bukan! Perkembangan produk perbankan dan kewangan Islam dari sudut ini sepatutnya membuka ruang baru kepada skop profesion peguam syariah, tetapi tidak, sign peguam syariah pun tak laku untuk dokumentasi dan perjanjian-perjanjian ini, mereka hanya mampu berputih mata sedang peguam sivil semakin kaya membina harta. Apa Majlis Peguam buat dalam hal ini? Bukankah Majlis Peguam juga ada jawatankuasa untuk undang-undang syariah dan kewangan Islam, tidak terfikirkah untuk menganjurkan forum bagi memperjuangkan nasib peguam syariah ini? Atau bagi Majlis Peguam ini tidak penting, nasib peguam syariah ini bukan contoh kes diskriminasi yang relevan berbanding kes Subashini, Shamala ataupun Lina Joy…

Inilah Malaysia yang Islam adalah agama persekutuan… cepat bagitahu saya siapa lagi yang rasa tertindas dan dianaktiri hanya kerana klausa ini.

(Saya telah memberitahu isteri saya supaya mencadangkan kepada Persatuan Peguam Syariah Malaysia (PGSM) untuk membentuk satu kumpulan penyelidik bagi merangka kertas cadangan pembentukan Majlis-Majlis Peguam Syariah di negeri-negeri di seluruh Malaysia dengan pindaan beberapa perkara dalam Enakmen Pentadbiran Undang-Undang Islam Negeri. Setelah siap kertas cadangan ini, PGSM harus membentuk satu delegasi untuk mengadap kesemua Sultan dan Yang DiPertuan Agung bagi negeri-negeri yang tidak bersultan serta wilayah persekutuan untuk mendapat perkenan. Setelah perkara ini berjaya dibentang dan diluluskan di semua Dewan Undangan Negeri dan Parlimen untuk Wilayah Persekutuan, PGSM pula perlu bermesyuarat agung luar biasa bagi mengubah kerangka PGSM menjadi seperti MTUC, iaitu sebagai persatuan gabungan Majlis-Majlis Peguam Syariah Negeri. Dalam pindaan Enakmen Pentadbiran Undang-Undang Islam Negeri nanti, sistem peperiksaan kemasukan peguam syariah mestilah diperkenalkan, Majlis Peguam Syariah Negeri-Negeri kemudiannya pula menurunkan kuasa melaksanakan peperiksaan kemasukan kepada PGSM supaya ia boleh dilakukan secara berpusat dan seragam. Barulah undang-undang syariah akan kuat dan peguam syariah akan dihormati.)

Serba ringkas sejarah hari guru



Hari Guru di Malaysia disambut pada 16 Mei setiap tahun sebagai penghargaan kepada para guru. Tarikh ini dipilih sebagai Hari Guru kerana pada haribulan yang sama dalam tahun 1956 Majlis Undang-Undang Persekutuan Tanah Melayu (Federal Legislative Council) telah menerima cadangan-cadangan Laporan Jawatankuasa Pelajaran (Report of the Education Committee) sebagai dasar pelajaran bagi negara kita.

Dokumen tersebut yang dikenali sebagai Laporan Razak (Razak Report) telah menjadi Dasar Pelajaran Kebangsaan semenjak itu. Mari lah kita menyambutnya dengan penuh ikhlas dan kesyukuran.